Sabtu, 23 Januari 2016

(Vans) Paul Van Doren Dan Jim Van Doren

Awal 80'an adik Paul, Jim Van Doren yang menjabat sebagai president vans waktu itu memutuskan untuk membuat sepatu di luar sepatu keds (casual-leisure). Mereka membuat sport shoes, dia ingin menyaingi Nike, Adidas, Reebok dan Puma.

Bisa dibilang hampir semua keuntungan yang mereka dapat dari penjualan Vans checkerboard slip-ons yang fenomenal, mereka pakai untuk membuat sepatu sport yang tentu saja, materialnya jauh lebih mahal dari sepatu keds yang simple. Mereka membuat sepatu-sepatu berkualitas bagus dan mahal untuk basket, sepak bola, tennis, baseball, dan gulat.

Walaupun Paul sudah melarang Jim agar tidak usah berangan-angan menyaingin Nike, Adidas, Reebok dan Puma, tetapi Jim tidak mau mendengar. Hasil nya Vans mengalami kerugian besar, hutang yang mencapai $12 juta, akhirnya para petinggi masuk pengadilan karena tidak bisa membayar hutang kepada perusahaan-perusahaan bahan mentah untuk membuat proyek sepatu sport mereka.

Pengadilan memutuskan Jim Van Doren dikeluarkan dari Vans dan Paul Van Doren menjadi pemilik tunggal Vans. Paul langsung memutar otak banting tulang untuk membayar hutang. Dia mulai dengan cara merubah material sepatu Vans. Mereka hanya membeli material dari perusahaan tempat mereka meninggalkan hutang. Keuntungan perusahaan dipotong untuk membayar hutang. Akhirnya setelah 3 tahun, hutangnya lunas. Selama 3 tahun itu mereka sama sekali tidak menjalankan bentuk promosi. Sialnya waktu itu perusahaan baru muncul yang berada di segmen yang sama dengan Vans, yaitu Vision Streetwear. Dan mereka langsung promosi besar-besaran. Vans terpuruk pada saat itu.

Tahun 1988, Steve Van Doren diajak Ayahnya main tenis. Dia tahu Ayahnya tidak pernah dan tidak bisa main tenis. Jadi dia berfikir Ayahnya ingin berbicara serius. Ayahnya berkata "Steve, apa yang akan kamu jawab jika ada orang mendatangimu, lalu menawarkan aset perushaan seharga $75 juta di berikan padamu?" si Steve tanpa pikir panjang menjawab "Jual! Ayah sudah siap untuk pensiun?, apapun yg terjadi denganku, aku akan baik-baik saja".

Akhirnya Vans dibeli oleh perusahaan McConval-Deluit Corp. Hak kepemilikan perusahaan Vans ada pada mereka selama 10 tahun kedepan. Mereka yang mengatur Vans dengan membuat pabrik yang lebih besar di seluruh Amerika.

Jim Van Doren
Paul Van Doren






















Pada tahun 90-an produksi mereka turun sehingga semua bentuk produksi dipindah ke luar Amerika, di China tepatnya. Mereka juga memulai lebih involve dengan culture anak muda waktu itu. Teori mereka, target mereka yaitu teenagers,65% laki-laki dan 35% perempuan dan anak-anak muda di bawah 16 tahun belum bisa bawa mobil kemana-mana (tidak punyan SIM) jadi apa yg mereka lakukan?, main skate, maen surf, bikes and stuff. Jadi, mereka mengakomodasi hal hal kecil.

Mereka membuat The Warped Tour dengan menonjolkan musik punk-pop melodics yang populer di kalangan ABG labil waktu itu. Mereka membuat The Vans Triple Crown Skate Contest yang menjadi batu loncatan Tony Hawk sampe jadi skater kaya raya sekarang. Hollywood juga ngebuat film yang judulnya Lords of Dogtown yang more or less menceritakan skateboard & Vans. Sekarang Vans dimiliki oleh VF Corp dan bernilai $400juta. VF corp sendiri perusahaan unik mereka melakukan semacam research dengan membeli perusahaan youth culture. Mereka pernah membeli Billabong, Quiksilver dll.